Dad, You're My Hero

| 7 January 2013 | |
Untuk seorang anak perempuan yang sedang berada jauh dari rumah, entah itu sedang menuntut ilmu di negeri orang, bekerja diluar kota, atau ikut suaminya di perantauan, seringkali akan merindukan sosok Ibunya. Ya, Ibu. Lalu bagaimana dengan Ayah?

Itu mungkin karena yang sering menelepon dan menanyakan kabarmu adalah Ibu. Tapi tahukah kamu, bahwa sesungguhnya Ayah-lah yang selalu mengingatkan Ibu untuk meneleponmu?

Mungkin dulu sewaktu kamu kecil Ibu yang selalu memeluk dan membacakanmu dongeng sebelum tidur atau menyanyikanmu lagu "Nina Bobo" hingga kamu terlelap. Tapi tahukah kamu, bahwa sepulang bekerja dengan wajah yang lelah Ayah selalu menanyakan pada Ibu bagaimana kabarmu dan apa yang kamu lakukan seharian itu?

Pada saat kamu masih menjadi seorang anak perempuan kecil, Ayah akan mengajarimu naik sepeda. Sekayuh demi sekayuh, dengan sabar Ayah membantu berdiri jika putri kecilnya lupa caranya mengerem dan akan berkata, "Kamu pasti bisa sayang...". Ayah terus menyemangatimu, hingga setelah Ayah menganggapmu sudah bisa naik sepeda, Ayah akan melepaskan roda bantu sepedamu. Saat itu Ibu berkata, "Jangan dilepas dulu roda bantunya Ayah..." karena Ibu takut putri kecilnya yang manis akan jatuh dan terluka. Tapi sadarkah kamu? Bahwa Ayah dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya PASTI BISA.

Pada saat kamu menangis, merengek minta dibelikan mainan baru yang mahal Ibu akan menatapmu iba dan memelukmu dengan sayang karena tidak bisa membelikan. Tapi Ayah akan mengatakan dengan tegas, "Boleh, nanti Ayah belikan. Tapi tidak sekarang..." Tahukah kamu bahwa Ayah melakukan itu karena tidak ingin putri kecilnya tumbuh menjadi gadis manja dengan semua tuntutan yang harus dipenuhi?

Pada saat kamu sakit pilek, Ayah yang terlalu khawatir akan memarahimu dan berkata "Sudah dibilang jangan minum air dingin!" Berbeda dengan Ibu yang akan menasehatimu dengan lembut. Tapi ketahuilah bahwa pada saat itu Ayah benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.

Ketika kamu sudah beranjak remaja, kamu mulai menuntut Ayah untuk mengizinkanmu keluar malam. Tapi Ayah dengan tegasnya mengatakan, "Tidak boleh!" Tahukah kamu bahwa Ayah melakukan itu untuk menjagamu? Karena bagi Ayah kamu adalah sesuatu yang sangat-sangat luar biasa berharga. Tapi saat itu kamu akan marah, masuk kamar dan membanting pintu. Maka yang akan mengetuk pintu kamarmu dengan lembut dan membujukmu adalah Ibu. Tahukah kamu bahwa pada saat itu Ayah memejamkan matanya dan manahan gejolak dalam batinnya, bahwa sesungguhnya dia sangat-sangat ingin menuruti keinginanmu, tapi lagi-lagi di HARUS menjagamu?

Ketika seorang cowok mulai sering meneleponmu atau bahkan datang kerumah untuk menemuimu, Ayah akan memasang wajah paling cool sedunia. Ayah sesekali menguping atau mengintip saat kamu sedang ngobrol di ruang tamu. Sadarkah kamu, kalau hati Ayah merasa cemburu?

Saat kamu mulai lebih dipercaya dan Ayah melonggarkan sedikit peraturan keluar rumah untukmu, seringkali kamu melanggar jam malamnya. Maka yang dilakukan Ayah adalah duduk di ruang tamu dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir. Dan ketika melihat putri kecilnya pulang larut malam hati Ayah akan mengeras dan Ayah memarahimu. Tahukah kamu bahwa itu karena hal yang ditakuti Ayah akan segera datang, bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkannya?

Setelah lulus SMA, Ayah akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang dokter atau bidan. Ketahuilah bahwa pemaksaan yang Ayah lakukan semata-mata karena memikirkan masa depanmu kelak. Tapi toh Ayah tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan Ayah.

Saat kamu mulai memasuki bangku kuliah, Ayah dengan bangga akan menepuk-nepuk pundakmu sambil menasehatimu ini itu. Ketahuilah Ayah melakukan itu karena ingin agar kamu menjadi anak yang KUAT, kuat untuk melangkah maju dan menjadi dewasa.

Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester, orang yang pertama kali mengerutkan keningnya adalah Ayah. Ayah akan berusaha keras mencari jalan agar putri kecilnya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain. Ayah tidak ingin kamu merasa minder.
Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar mainan baru, dan Ayah tahu Ia tidak bisa membelikan apa yang kamu inginkan maka kata-kata yang Ayah ucapkan hanyalah, "Tidak, tidak bisa!" Saat itu kamu akan tertunduk diam dengan guratan kekecewaan di wajahmu. Tahukah kamu bahwa pada saat itu Ayah merasa gagal membuat putri kecilnya tersenyum? 

Saat kamu diwisuda dan menjadi seorang sarjana, Ayah adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu. Ayah akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang.

Sampai saat seorang teman lelakimu datang kerumah dan meminta izin pada Ayah untuk mengambilmu darinya, Ayah akan sangat berhati-hati memberikan izin. Karena Ayah tahu bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya untuk menjagamu nanti. Dan saat Ayah melihatmu duduk di pelaminan bersama seorang lelaki yang dianggapnya pantas menggantikannya, Ayah pun tersenyum bahagia. Apakah kamu mengetahui dihari yang bahagia itu Ayah pergi ke belakang sebentar, dan menangis? Ayah menangis karena Ayah merasa bahagia, kemudia Ayah berdoa. Dalam lirih doanya kepada Tuhan Ayah berkata, "Ya Allah, tugasku telah selesai dengan baik. Putri kecilku yang lucu telah menjadi wanita yang cantik. Bahagiakanlah Ia bersama suaminya".

Setelah itu Ayah hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk. Dengan rambut yang telah dan semakin memutih, dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya.

Ayah telah menyelesaikan tugasnya.

AYAH...

Adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat, bahkan ketika Ia tidak kuat untuk tidak menangis. Ia harus terlihat tegas bahkan disaat Ia ingin memanjakanmu. Ia adalah orang pertama yang selalu yakin bahwa KAMU BISA dalam segala hal. Oleh karena itu sayangi Ayah kalian selama masih ada.

Dad, you're my hero...


Newer Posts Older Posts

© Design 1/2 a px. · 2015 · Pattern Template by Simzu · © Content chaBAGUS